Suwandi (21), putra asli Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, sukses raih predikat alumnus terbaik Pamong Praja Muda Institut Pemerintah Dalam Negeri (IPDN) Angkatan XXXII Tahun 2025.
Dia dikukuhkan secara langsung oleh Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dalam upacara kelulusan yang diadakan di Lapangan Universitas IPDN Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, Senin (28/7/2025).
Terlahir di Pasarwajo, Suwandi bukan asal dari kota besar atau lingkungan dengan sarana komplet. Dia tumbuh di wilayah yang aksesnya tetap terbatas dan harus tempuh perjalanan laut sampai delapan jam untuk capai ibukota propinsi.
Tetapi, kebatasan itu tidak menurunkan jalannya untuk tembus penyeleksian ketat masuk IPDN di tahun 2021, di tengah-tengah wabah Covid-19.
“Alhamdulillah, saya tidak menduga dapat raih predikat ini. Saya asal dari wilayah yang lumayan jauh, tidak dari daerah perkotaan. Tetapi saya dapat bertahan, berusaha, dan pada akhirnya dapat capai nilai paling tinggi IPDN Angkatan XXXII,” tutur Suwandi penuh sukur.
Kesuksesan Suwandi dicapai lewat proses panjang. Waktu ikuti Penyeleksian Kapabilitas Dasar (SKD), dia raih nilai 446 dan ada di rangking kesembilan. Saat Pengamatan Akhir atau pantuhir, dia tempati urutan ke-3 tingkat propinsi.
Kemauannya menjadi pamong praja ada dari dalam diri kita, tetapi tidak terlepas dari peranan besar keluarga. Ke-2 orang tuanya yang jualan bakso di muka rumah menjadi kemampuan khusus diperjalanan pendidikannya. Walau pendapatan ngepas, orang tuanya tidak pernah berserah memberikan support moral dan material.
“Kemauan masuk IPDN asal dari diri saya sendiri, tetapi orangtua saya menjadi kemampuan paling besar. Mereka memberikan dukungan penuh, baik secara kepribadian atau material,” ucapnya.
Suwandi menjelaskan, usaha bakso sederhana keluarganya menjadi sumber semangat khusus. “Orangtua saya berdagang bakso. Tetapi, dari usaha sederhana itu, mereka sebelumnya tidak pernah stop menggerakkan saya untuk maju. Mereka ialah argumen saya dapat berdiri di titik ini sebagai alumnus terbaik IPDN,” katanya dengan mata berkaca-kaca.
Perolehan Suwandi menjadi oase semangat untuk beberapa anak muda dari wilayah ketinggalan yang kerap kali sangsi untuk mimpi besar. Dia mengharap ceritanya bisa berikan motivasi angkatan muda, khususnya dari daerah penjuru, untuk selalu belajar dan berusaha.
“Saya mengharap menjadi aparat yang berbakti dengan ikhlas dan berguna untuk warga. Saya siap ditaruh di mana saja untuk negara dan bangsa,” katanya.
Upacara pengukuhan IPDN tahun ini dituruti oleh 1.110 alumnus dari semua Indonesia. Mereka sekarang memiliki status Pamong Praja Muda dan akan selekasnya berbakti di beberapa wilayah untuk perkuat tata urus pemerintah pada tingkat pusat atau wilayah.